Senin, 03 Agustus 2015

keterampilan konseling kebidanan

Tugas makalah
“komunikasi dan konseling dalam praktek kebidanan”
Dosen pengampu : Maria Kartika Dewi, SST


Di susun oleh: kelompok 6
1.    Desy Christina Worumi             NIM: 20130401066
2.    Devi Liana Rusmiati                   NIM: 20130401067
3.    Dewi Erfida                                 NIM: 20130401071
4.    Diana Ardiana Koimer               NIM: 20130401070
5.    Elisabeth K Yanggroiseray         NIM: 20130401072
6.    Hesti Halimahtun                       NIM: 20130401074
Akademi Kebidanan Yaleka Maro
Merauke

2013-2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami  panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami,sehingga dapat menyelesaikan makalah kami  yang berjudul  “ KETERAMPILAN KONSELING ” dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah KOMUNIKASI DAN KONSELING. Dengan adanya tugas di harapkan dapat memberikan informasi kepada kami khususnya dan kepada pembaca pada umumnya.
Terimakasih disampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah yang telah membimbing dan memberikan saran demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah makalah ini kami susun. Kami  menyadarai bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, oleh Karen itu ,kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah kami selanjutnya.


Merauke,   April 2014

                                                                       

                                                                                                                        Penyusun

Daftar isi
Kata pengantar ...................................................................................................................... i
Daftar isi ............................................................................................................................... ii
BAB  I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang........................................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah...................................................................................................... 1
C.     Tujuan penulisan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
1.      Pengertian konseling ................................................................................................. 2
2.      Tujuan dari konseling ................................................................................................ 2
3.      Fungsi dari konseling ................................................................................................ 2
4.      Bagaimana bidan sebagai pelaku keterampilan konseling ........................................ 2
5.      Bagaimana agar bidan dapat percaya diri.................................................................. 6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................................ 8
B.     Saran.......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 9


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam praktik kebidanan, pembrian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan baik, baik sesame rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan.Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik dengan klien.Karna melalui komunikasi yang efektif setra konseling yang berhasil, kelangsungan dan berkesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan perempuan selama siklus kehidupan akan tercapai.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian konseling ?
2.      Apa tujuan dari konseling ?
3.      Apa fungsi dari konseling ?
4.      Bagaimana bidan sebagai pelaku keterampilan konseling ?
5.      Bagaimana agar Bidan harus percaya diri ?

C.     Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1.      Mengetahui pengertian konseling
2.      mengetahui tujuan dari konseling
3.      mengetahui fungsi dari konseling
4.      memahami bagaimana bidan sebagai pelaku keterampilan konseling
5.      memahami bagaimana bidan harus percaya diri





BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian konseling
Konseling adalah pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam, dan usaha bersama antara konselor dengan konseli, untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam lingkup pelayanan kebidanan.

2.      Tujuan konseling
  • Membantu klien memecahkan masalah, meningkatkan keefektifan individu dlm mengambil keputusan
  • Membantu pemenuhan kebutuhan klien
  • Mengubah sikap dan tingkah laku yg negatif menjadi positif (menguntungkan klien)
3.      Fungsi konseling
a.       Fungsi pencegahan, upaya mencegah timbulnya masalah yg berkaitan dg kebidanan
b.      Fungsi penyesuaian, upaya membantu klien mengalami perubahan biologis, psikokultural & lingkungan (adaptasi klien)
c.       Fungsi perbaikan dilakukan ktk tjd penyimpangan perilaku klien/ pelayanan kesehatan  & lingkungan
d.      Fungsi pengembangan ditujukan unt meningkatkan pengetahuan & kemampuan/derajat masyarakat dg peran serta masyarakat

4.      Bidan sebagai pelaku keterampilan konseling
Perbedaan hubungan konseling antara konselor professional dan pelaku konseling  yang bukan konselor profesional ialah di antaranya:
a.       Bila konselor profesional konseling di lakukan umumnya di tempat yang menjamin  privasi dan kenyamanan fisik dan psikologis bagi keduaanya (konselor dan kliennya). Konselor akan menjelaskan sifat dan tujuan konseling kepada kliennya, di samping itu keduaanya juga akan mematui batas-batas etika konseling, misalnya konselor tidak boleh melakukan kontak fisik yang berlebihan kepada kliennya. Demikian juga konselor terlarang untuk menjali  hubungan berdasarkan alasan-alasan pribadi dengan kliennya.
b.      Berbeda dengan bidan yang melakukan konseling kepada pasiennya. Konseling itu akan di lakukan mungkin di bangsal tempat pasien berada,atau di tempat kerja bidan atau di mana saja dalam lingkungan sosial lainnya.
c.       Disamping itu yang perlu di perhatikan lagi bahwa ketika memberikan konseling konselor profesional seperti ditegaskan oleh Gerald dan Gildard, ialah bahwa konselor profesional yang melakukan praktek hubungan konseling dengan kliennya, akan memisahkan kepentingannya sendiri dan memusatkan diri hanya pada kebutuhan klien. Seseorang konselor benar-benar mendengarkan  dan memusatkan diri pada masalah-masalah klien, dan tidak membicarakan masalah dirinya. Konseling adalah proses satu arah, artinya konselor benar-benar hanya mendengarkan apa yang dikeluhkan atau di curhatkan kepada konselor. Konselor tidak boleh kemudian ganti mengumbar perasaanya sendiri kecuali yang memberi manfaat langsung ke pada kliennya. Keterampilan konseling adalah keterampilan berkomunikasi yang amat penting dan efektif guna membantu orang lain, jika hal itu di terapkan sehari-hari oleh mereka yang bukan konselor professional, seorang praktisi medis, pramedis, bidan dan tenaga medis lainnya dapat melakukan keterampilan konseling ketika menangani pasiennya setelah mengalami pembedahan, atau setelah mengalami pengobatan tertentu bahkan setelah seseorang ibu melahirkan. Bidan dapat menggunakan keterampilan interpersonal seperti mendengarkan dan memberi perhatian serta keterampilan komunikasi lain yang dapat membuat pasien lebih leluasa mengungkapkan masalahnya. Bidan dapat merangkul dan memeluknya guna menenteramkan atau menenangkannya.
d.      Perbedaan lain antara bidan dan pasien di banding dengan konselor professional adalah konselor jarang memberi nasehat kepada klien, sedangkan pada prakteknnya bidan yang sedang merawat pasiennya dapat memberi nasehat atau informasi yang dibutuhkan oleh pasien, bidan dapat memberikan nasehat yang di butuhkan pasien karena bidan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih yang tidak di miliki oleh pasien.
Yang penting juga untuk diketahui di dalam tugas bidan melakukan keterampilan konseling ialah bahwa keterampilan konseling bidan tersebut kepada pasiennya dapat membantu:
a)      Menahan emosi sehingga pasien merasa lebih baik
b)      Menahan kekhawatiran
c)      Menemukan pemecahan masalah dari perasaan yang menggelutinya
d)     Bersikap positif dan optimis terhadap diri pasien sendiri.
Di dalam melakukan praktek keterampilan konseling kepada pasien harus selalu mengingat akan kelemahan pribadi sendiri, sehingga dapat menasehati diri sendiri ketika melakukan praktek keterampilan konseling yakni dengan tetap menjaga batas-batas pribadi dan berlaku independen , artinya tetap memberikan kesempatan yang bebas bagi pasien untuk bersikap dan berfikir .
Dari akar kerendahan hati bidan yang berjiwa besar itulah maka bidan harus menyadari bahwa keteranpilan konseling adalah ilmu yang harus di pelajari. Praktek keterampilan konseling harus menguasai sejumlah keterampilan dan dapat berkomunikasi dalam membantu orang lain  dengan penuh kesabaran dan lapang dada. Keterampilan ini di dalam ilmu konseling di sebut keterampilan dasar konseling. Bidan sebagai pelaku keterampilan konseling harus memiliki keterampilan-keterampilan dasar dalam konseling yaitu:
a.       Keterampilan dasar menyimak:
-    Menunjukkan Perhatian :
·         Kontak mata
·         Posture, sikap tubuh (misal:membungkuk ke arah klien dengan santai)
·         Gesture, gerak tubuh
·         Verbal Behavior, komunikasi dg kata2
-    Memfrasekan (menyebut ulang berita klien)
·         Tujuan → menguji apakah pemahaman konselor benar
-    Clarifying
·         Tujuan→ memperjelas bahan berita yangg disampaikan oleh klien
-    Perception Checking
·         Tujuan → Mengecek persepsi penangkapan/ pemahaman terhadap berita
b.      Keterampilan dasar Leading
-    Memberi arah
Bertujuan supaya mendorong klien mengadakan eksplorasi perasaan / memberi penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yg telah dikatakan
-    Indirect Leading           
Pengarahan secara tidak langsung (memberi kesempatan klien memegang tnggung jawab konseling).
-    Fokusing (pusat perhatian/ memberi fokus)
Tujuan untuk mengarahkan pembicaraan pada arah tertentu terutama bila klien berbelit-belit.
-    Questioning (mempertanyakan)
Bertujuan menolong klien unt memahami diri.
c.       Keterampilan dasar merangkum
-    Misal : “kita telah membahas pekerjaan yg paling anda minati, pekerjaan yg berdasar pengalaman yg pali disenangi dan tidak disenangi”….
-    Pedoman Merangkum :
·         Perhatikan topic
·         Kumpulkan ide kunci dan perasaan
·         Tentukan mana yg lebih baik, buat kesimpulan sendiri atau minta klien menyimpulkan.

d.      keterampilan mendengar

Tujuan mendengarkan dan bertanya adalah:
1.      Mendorong klien untuk berbicara.
2.      Menunjukkan minat dan perhatian kita terhadap klien.
3.      Meningkatkan kesadaran kita terhadap perasaan klien.
4.      Untuk memperoleh informasi.
5.      Memberi arahan percakapan terhadap klien.
Terdapat empat bentuk mendengarkan yang bisa digunakan sesuai dengan situasi yang dihadapi, yaitu:
  1. Mendengar pasif (diam); dilakukan antara lain bila klien sedang menceritakan masalahnya: berbicara tanpa henti, menggebu-gebu dengan ekspresi perasaan kesal atau sedih. Selain itu bila berhenti sejenak, konselor dapat mendengar pasif untuk memberi kesempatan menenangkan diri.
  2. Memberi tanda perhatian verbal dan non verbal; seperti: Hmm, yaa, lalu, oh begitu, terus….. atau sesekali mengangguk. Dilakukan antara lain sewaktu klien berbicara panjang tentang peristiwa yang terjadi pada dirinya.
  3. Mengajukan pertanyaan untuk mendalami dan klarifikasi; dilakukan bila konselor ingin mendalami apa yang diucapkan/diceritakan klien. Misalnya :“ Bagaimana hubungan ibu dengan saudara-saudara suami ?”, “ Apakah maksud ibu dengan perbuatan tidak layak itu?”.
  4. Mendengar aktif; yaitu dengan memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan perasaan klien.
Bidan sebagai individu pada suatu ketika berhadapan dengan teman sejawatnya atau teman sehari- hari yang memiliki masalah , maka keterampilan konseling dapat juga di gunakan untuk tujuan mulia , yakni membantu meringankan beban mental orang lain .
6.      Bidan harus percaya diri
Istilah popular di negeri ini adalah PD ( percaya diri ). Bidan dalam melakukan keterampilan konseling harus PD karena seorang bidan yang merasa cemas dan tampak di wajahnya ketika memberi konseling kepada klien maka kliennya juga merasa tidak nyaman dan cemas pula, yang akan mempengaruhi interaksi secara keseluruhan.
Untuk itu bidan harus PD dengan kata lain bidan harus menjadi sosok yang bisa di teladani, karena klien ( pasien ) membutuhkan sosok bidan seperti itu . Hal ini penting karna bidan adalah sosok yang paling percaya oleh klien ( pasien ) , karna bidan memberi asuhan kebidanan dan orang yang paling dekat dan yang paling lama bersama klien( pasien ).
Bidan harus mampu tersenyum meskipun ia sedang mengalami konflik pribadi hal itu memang sulit untuk di lakukan karena adanya konfik yang mendominasi seseorang membuat dirinya tak mampu bersikap wajar itulah sebabnya dalam hal seperti ini , maka bidan harus menjadi model , seperti bermain sandiwara. Stuart dalam Suryani mengatakan bahwa bidan yang bisa menjadi model adalah bidan yang memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadinya serta tidak di dominasi oleh konflik distress atau pengigkaran di tegaskan pula bahwa bidan yang kesehariannya selalu cemas , penuh konflik, dan tidak mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya tidak bisa menjadi model dan tidak akan mampu mengubah perilaku klien menjadi lebih baik. 
Bidan Harus dapat di percaya, hal ini sangat penting karena menyangkut pribadi klien. Apabila konseli dapat percaya kepada bidan maka akan mendorong konseli untuk mengemukakan masalah dirinya yang paling dalam. Apabila seorang bidan tidak dapat dipercaya, klien akan merasa terancam akan hal-hal pribadi yang akan diungkapkan kepada konselor, sehingga proses konseling tidak akan berjalan dengan baik dan maksimal. Oleh karena itu, kepercayaan harus dipupuk dan ditumbuhkan terlebih dahulu. Apabila kepercayaan sudah tertanam pada diri klien kepada konselor, maka konseling akan berjalan dengan maksimal.
Konselor yang dapat dipercaya memiliki kualitas sebagai berikut :
#        Memiliki pribadi yang konsisten
#        Dapat dipercaya oleh orang lain, baik ucapannya maupun perbuatannya
#        Tidak pernah membuat orang lain (klien) kecewa atau kesal.
#        Bertanggung jawab, mampu merespon orang lain secara utuh, tidak ingkar janji, dan mau membantu secara penuh.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan hubungan baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara professional(sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien.
Tujuan konseling diarahkan sebagai layanan yang membantu masalah yang dihadapi klien.Oleh karna itu, bidan sebagai konselor harus berusaha mengambangkan potensi yang ada agar dapat digunakan klien secara efektif, bidan juga harus memiliki keterampilan-keterampilan dasar agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Bidan dalam melakukan keterampilan konseling harus PD karena seorang bidan yang merasa cemas dan tampak di wajahnya ketika memberi konseling kepada klien maka kliennya juga merasa tidak nyaman dan cemas pula, yang akan mempengaruhi interaksi secara keseluruhan.
Bidan juga harus dapat di percaya oleh kliennya karena apabila seorang bidan tidak dapat dipercaya klien akan merasa terancam akan hal-hal pribadi yang akan diungkapkan kepada konselor, sehingga proses konseling tidak akan berjalan dengan baik dan maksimal.
B.     Saran
1.      Agar mahasiswa dapat menggali ilmu lebih dalam lagi dalam memahami teori sehingga dapat diterapkan di lahan praktek.
2.      Sebagaiseorang bidan, seharusnya mampu membuat klien merasa nyaman, untuk itu haruslah mempelajari lebih dalam keterampilan dasar konseling.





DAFTAR PUSTAKA
http://yetipermatasari.blogspot.com/p/keterampilan-mendengar.html  diakses pada tanggal  21 april 2014 (pukul 22.30.00)
Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya.

1 komentar:

  1. Casino de Casino del Sur, Cabazon, AZ - DrMCD
    Casino de Casino 동두천 출장마사지 del Sur, Cabazon, 울산광역 출장샵 AZ Located 경상남도 출장안마 in Cabazon, CA, this 제천 출장안마 casino is open 24 hours a day, seven days 당진 출장샵 a week.

    BalasHapus