Tugas makalah
“komunikasi dan
konseling dalam praktek kebidanan”
Dosen pengampu : Maria Kartika
Dewi, SST
Di susun oleh: kelompok 6
1.
Desy Christina Worumi NIM:
20130401066
2.
Devi Liana Rusmiati NIM:
20130401067
3.
Dewi Erfida NIM: 20130401071
4.
Diana Ardiana Koimer NIM:
20130401070
5.
Elisabeth K Yanggroiseray NIM:
20130401072
6.
Hesti Halimahtun NIM: 20130401074
Akademi Kebidanan Yaleka Maro
Merauke
2013-2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami,sehingga dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“ KETERAMPILAN KONSELING ” dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas
mata kuliah KOMUNIKASI DAN KONSELING. Dengan adanya tugas di harapkan dapat
memberikan informasi kepada kami khususnya dan kepada pembaca pada umumnya.
Terimakasih disampaikan kepada dosen pembimbing mata
kuliah yang telah membimbing dan memberikan saran demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah makalah ini kami susun. Kami menyadarai bahwa masih banyak kekurangan dari
makalah ini, oleh Karen itu ,kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan demi
perbaikan makalah kami selanjutnya.
Merauke, April 2014
Penyusun
Daftar
isi
Kata
pengantar ...................................................................................................................... i
Daftar
isi ............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang........................................................................................................... 1
B.
Rumusan masalah...................................................................................................... 1
C.
Tujuan penulisan........................................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN
1.
Pengertian konseling ................................................................................................. 2
2.
Tujuan dari konseling ................................................................................................ 2
3.
Fungsi dari konseling ................................................................................................ 2
4.
Bagaimana bidan sebagai
pelaku keterampilan konseling ........................................ 2
5.
Bagaimana agar bidan
dapat percaya diri.................................................................. 6
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................................ 8
B.
Saran.......................................................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam praktik
kebidanan, pembrian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan.
Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan baik, baik
sesame rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan.Upaya meningkatkan
kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh keterampilan bidan untuk
berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik dengan
klien.Karna melalui komunikasi yang efektif setra konseling yang berhasil,
kelangsungan dan berkesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan untuk
kesehatan perempuan selama siklus kehidupan akan tercapai.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian
konseling ?
2.
Apa tujuan dari
konseling ?
3.
Apa fungsi dari
konseling ?
4.
Bagaimana bidan sebagai
pelaku keterampilan konseling ?
5.
Bagaimana agar Bidan harus percaya diri ?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1.
Mengetahui pengertian
konseling
2.
mengetahui tujuan dari
konseling
3.
mengetahui fungsi dari
konseling
4.
memahami bagaimana
bidan sebagai pelaku keterampilan konseling
5.
memahami bagaimana
bidan harus percaya diri
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian konseling
Konseling adalah pertolongan dalam bentuk wawancara yang
menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam, dan usaha bersama antara
konselor dengan konseli, untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa
pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau
sikap dalam lingkup pelayanan kebidanan.
2.
Tujuan
konseling
- Membantu klien memecahkan masalah,
meningkatkan keefektifan individu dlm mengambil keputusan
- Membantu pemenuhan kebutuhan klien
- Mengubah sikap dan tingkah laku yg
negatif menjadi positif (menguntungkan klien)
3.
Fungsi konseling
a.
Fungsi
pencegahan, upaya mencegah timbulnya masalah yg berkaitan dg kebidanan
b.
Fungsi
penyesuaian, upaya membantu klien mengalami perubahan biologis, psikokultural
& lingkungan (adaptasi klien)
c.
Fungsi perbaikan
dilakukan ktk tjd penyimpangan perilaku klien/ pelayanan kesehatan &
lingkungan
d.
Fungsi
pengembangan ditujukan unt meningkatkan pengetahuan & kemampuan/derajat
masyarakat dg peran serta masyarakat
4. Bidan sebagai pelaku keterampilan
konseling
Perbedaan hubungan
konseling antara konselor professional dan pelaku konseling yang bukan konselor profesional ialah di
antaranya:
a. Bila konselor profesional konseling di
lakukan umumnya di tempat yang menjamin
privasi dan kenyamanan fisik dan psikologis bagi keduaanya (konselor dan
kliennya). Konselor akan menjelaskan sifat dan tujuan konseling kepada kliennya,
di samping itu keduaanya juga akan mematui batas-batas etika konseling, misalnya
konselor tidak boleh melakukan kontak fisik yang berlebihan kepada kliennya.
Demikian juga konselor terlarang untuk menjali
hubungan berdasarkan alasan-alasan pribadi dengan kliennya.
b. Berbeda dengan bidan yang melakukan
konseling kepada pasiennya. Konseling itu akan di lakukan mungkin di bangsal
tempat pasien berada,atau di tempat kerja bidan atau di mana saja dalam
lingkungan sosial lainnya.
c. Disamping itu yang perlu di perhatikan
lagi bahwa ketika memberikan konseling konselor profesional seperti ditegaskan
oleh Gerald dan Gildard, ialah bahwa konselor profesional yang melakukan
praktek hubungan konseling dengan kliennya, akan memisahkan kepentingannya
sendiri dan memusatkan diri hanya pada kebutuhan klien. Seseorang konselor
benar-benar mendengarkan dan memusatkan
diri pada masalah-masalah klien, dan tidak membicarakan masalah dirinya.
Konseling adalah proses satu arah, artinya konselor benar-benar hanya
mendengarkan apa yang dikeluhkan atau di curhatkan kepada konselor. Konselor
tidak boleh kemudian ganti mengumbar perasaanya sendiri kecuali yang memberi
manfaat langsung ke pada kliennya. Keterampilan konseling adalah keterampilan
berkomunikasi yang amat penting dan efektif guna membantu orang lain, jika hal
itu di terapkan sehari-hari oleh mereka yang bukan konselor professional, seorang
praktisi medis, pramedis, bidan dan tenaga medis lainnya dapat melakukan
keterampilan konseling ketika menangani pasiennya setelah mengalami pembedahan,
atau setelah mengalami pengobatan tertentu bahkan setelah seseorang ibu
melahirkan. Bidan dapat menggunakan keterampilan interpersonal seperti mendengarkan
dan memberi perhatian serta keterampilan komunikasi lain yang dapat membuat pasien
lebih leluasa mengungkapkan masalahnya. Bidan dapat merangkul dan memeluknya
guna menenteramkan atau menenangkannya.
d. Perbedaan lain antara bidan dan pasien
di banding dengan konselor professional adalah konselor jarang memberi nasehat
kepada klien, sedangkan pada prakteknnya bidan yang sedang merawat pasiennya
dapat memberi nasehat atau informasi yang dibutuhkan oleh pasien, bidan dapat
memberikan nasehat yang di butuhkan pasien karena bidan memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang lebih yang tidak di miliki oleh pasien.
Yang penting juga untuk diketahui di dalam tugas
bidan melakukan keterampilan konseling ialah bahwa keterampilan konseling bidan
tersebut kepada pasiennya dapat membantu:
a) Menahan emosi sehingga pasien merasa
lebih baik
b) Menahan kekhawatiran
c) Menemukan pemecahan masalah dari
perasaan yang menggelutinya
d) Bersikap positif dan optimis terhadap
diri pasien sendiri.
Di dalam melakukan
praktek keterampilan konseling kepada pasien harus selalu mengingat akan
kelemahan pribadi sendiri, sehingga dapat menasehati diri sendiri ketika
melakukan praktek keterampilan konseling yakni dengan tetap menjaga batas-batas
pribadi dan berlaku independen , artinya tetap memberikan kesempatan yang bebas
bagi pasien untuk bersikap dan berfikir .
Dari akar kerendahan
hati bidan yang berjiwa besar itulah maka bidan harus menyadari bahwa
keteranpilan konseling adalah ilmu yang harus di pelajari. Praktek keterampilan
konseling harus menguasai sejumlah keterampilan dan dapat berkomunikasi dalam
membantu orang lain dengan penuh
kesabaran dan lapang dada. Keterampilan ini di dalam ilmu konseling di sebut
keterampilan dasar konseling. Bidan sebagai pelaku
keterampilan konseling harus memiliki keterampilan-keterampilan dasar dalam
konseling yaitu:
a.
Keterampilan dasar
menyimak:
- Menunjukkan
Perhatian :
·
Kontak mata
·
Posture, sikap tubuh
(misal:membungkuk ke arah klien dengan santai)
·
Gesture, gerak tubuh
·
Verbal Behavior,
komunikasi dg kata2
- Memfrasekan
(menyebut ulang berita klien)
·
Tujuan → menguji apakah
pemahaman konselor benar
- Clarifying
·
Tujuan→
memperjelas bahan berita yangg disampaikan oleh klien
- Perception Checking
·
Tujuan
→ Mengecek persepsi penangkapan/ pemahaman terhadap berita
b.
Keterampilan
dasar Leading
- Memberi arah
Bertujuan supaya
mendorong klien mengadakan eksplorasi perasaan / memberi penjelasan lebih
lanjut tentang hal-hal yg telah dikatakan
- Indirect Leading
Pengarahan secara
tidak langsung (memberi kesempatan klien memegang tnggung jawab konseling).
- Fokusing
(pusat perhatian/ memberi fokus)
Tujuan untuk mengarahkan pembicaraan pada
arah tertentu terutama bila klien berbelit-belit.
- Questioning
(mempertanyakan)
Bertujuan menolong klien unt memahami
diri.
c.
Keterampilan dasar
merangkum
- Misal : “kita telah membahas pekerjaan yg paling anda
minati, pekerjaan yg berdasar pengalaman yg pali disenangi dan tidak
disenangi”….
- Pedoman
Merangkum :
·
Perhatikan topic
·
Kumpulkan ide kunci dan
perasaan
·
Tentukan mana yg lebih
baik, buat kesimpulan sendiri atau minta klien menyimpulkan.
d. keterampilan mendengar
Terdapat
empat bentuk mendengarkan yang bisa digunakan sesuai dengan situasi yang
dihadapi, yaitu:
- Mendengar
pasif (diam); dilakukan antara lain bila klien
sedang menceritakan masalahnya: berbicara
tanpa henti, menggebu-gebu dengan ekspresi perasaan kesal atau sedih.
Selain itu bila berhenti sejenak, konselor dapat mendengar
pasif untuk memberi kesempatan menenangkan diri.
- Memberi tanda perhatian verbal
dan non verbal;
seperti: Hmm, yaa, lalu, oh begitu, terus….. atau sesekali mengangguk.
Dilakukan antara lain sewaktu klien
berbicara
panjang
tentang peristiwa yang terjadi pada dirinya.
- Mengajukan pertanyaan untuk
mendalami dan klarifikasi; dilakukan bila konselor ingin mendalami apa
yang diucapkan/diceritakan klien.
Misalnya :“ Bagaimana hubungan ibu dengan saudara-saudara suami ?”, “
Apakah maksud ibu dengan perbuatan tidak layak itu?”.
- Mendengar
aktif; yaitu dengan
memberikan umpan balik/merefleksikan
isi ucapan dan perasaan klien.
Bidan sebagai individu pada suatu ketika berhadapan
dengan teman sejawatnya atau teman sehari- hari yang memiliki masalah , maka
keterampilan konseling dapat juga di gunakan untuk tujuan mulia , yakni
membantu meringankan beban mental orang lain .
6.
Bidan
harus percaya diri
Istilah popular
di negeri ini adalah PD ( percaya diri ). Bidan dalam melakukan keterampilan
konseling harus PD karena seorang bidan yang merasa cemas dan tampak di
wajahnya ketika memberi konseling kepada klien maka kliennya juga merasa tidak
nyaman dan cemas pula, yang akan mempengaruhi interaksi secara keseluruhan.
Untuk itu bidan
harus PD dengan kata lain bidan harus menjadi sosok yang bisa di teladani, karena
klien ( pasien ) membutuhkan sosok bidan seperti itu . Hal ini penting karna
bidan adalah sosok yang paling percaya oleh klien ( pasien ) , karna bidan
memberi asuhan kebidanan dan orang yang paling dekat dan yang paling lama
bersama klien( pasien ).
Bidan harus
mampu tersenyum meskipun ia sedang mengalami konflik pribadi hal itu memang
sulit untuk di lakukan karena adanya konfik yang mendominasi seseorang membuat
dirinya tak mampu bersikap wajar itulah sebabnya dalam hal seperti ini , maka
bidan harus menjadi model , seperti bermain sandiwara. Stuart dalam Suryani mengatakan
bahwa bidan yang bisa menjadi model adalah bidan yang memenuhi dan memuaskan
kehidupan pribadinya serta tidak di dominasi oleh konflik distress atau
pengigkaran di tegaskan pula bahwa bidan yang kesehariannya selalu cemas ,
penuh konflik, dan tidak mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya tidak
bisa menjadi model dan tidak akan mampu mengubah perilaku klien menjadi lebih
baik.
Bidan Harus dapat di percaya, hal ini
sangat penting karena menyangkut pribadi klien. Apabila konseli dapat percaya
kepada bidan maka akan mendorong konseli untuk mengemukakan masalah dirinya
yang paling dalam. Apabila seorang bidan tidak dapat dipercaya, klien
akan merasa terancam akan hal-hal pribadi yang akan diungkapkan kepada
konselor, sehingga proses konseling tidak akan berjalan dengan baik dan
maksimal. Oleh karena itu, kepercayaan harus dipupuk dan ditumbuhkan terlebih
dahulu. Apabila kepercayaan sudah tertanam pada diri klien kepada konselor,
maka konseling akan berjalan dengan maksimal.
Konselor yang
dapat dipercaya memiliki kualitas sebagai berikut :
#
Memiliki pribadi yang
konsisten
#
Dapat dipercaya oleh
orang lain, baik ucapannya maupun perbuatannya
#
Tidak pernah membuat
orang lain (klien) kecewa atau kesal.
#
Bertanggung jawab,
mampu merespon orang lain secara utuh, tidak ingkar janji, dan mau membantu
secara penuh.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Konseling
kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan hubungan baik, pemberian
bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara professional(sesuai dengan
bidangnya) oleh bidan kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan
perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien.
Tujuan
konseling diarahkan sebagai layanan yang membantu masalah yang dihadapi
klien.Oleh karna itu, bidan sebagai konselor harus berusaha mengambangkan
potensi yang ada agar dapat digunakan klien secara efektif, bidan juga harus
memiliki keterampilan-keterampilan dasar agar dapat menjalankan tugasnya dengan
baik.
Bidan dalam
melakukan keterampilan konseling harus PD karena seorang bidan yang merasa
cemas dan tampak di wajahnya ketika memberi konseling kepada klien maka kliennya
juga merasa tidak nyaman dan cemas pula, yang akan mempengaruhi interaksi
secara keseluruhan.
Bidan
juga harus dapat di percaya oleh kliennya karena apabila
seorang
bidan tidak dapat dipercaya klien akan merasa
terancam akan hal-hal pribadi yang akan diungkapkan kepada konselor, sehingga
proses konseling tidak akan berjalan dengan baik dan maksimal.
B.
Saran
1.
Agar
mahasiswa dapat menggali ilmu lebih dalam lagi dalam memahami teori sehingga
dapat diterapkan di lahan praktek.
2.
Sebagaiseorang bidan,
seharusnya mampu membuat klien merasa nyaman, untuk itu haruslah mempelajari
lebih dalam keterampilan dasar konseling.
DAFTAR PUSTAKA
http://yetipermatasari.blogspot.com/p/keterampilan-mendengar.html diakses pada tanggal 21 april 2014 (pukul 22.30.00)
http://kebidanan76.blogspot.com/2014/01/proses-dan-praktek-kipk-dalam-pelayanan.html diakses pada tanggal 22 april 2014 (pukul
01.00)